Barisan.id, – Sukabumi tengah menghadapi bencana hidrometeorologi berupa longsor dan banjir yang telah menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur serta mengancam keselamatan masyarakat. Kondisi ini memerlukan perhatian serius karena dampaknya yang meluas dan merugikan banyak pihak.
Menurut anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, selain faktor cuaca ekstrem, kerusakan ekosistem di kawasan hulu menjadi salah satu penyebab utama terjadinya bencana ini.
Ia menyoroti kondisi hutan di daerah hulu yang telah mengalami degradasi parah akibat penggundulan dan kurangnya pengelolaan.
“Bencana ini tidak hanya disebabkan oleh cuaca ekstrem, tetapi juga karena rusaknya ekosistem di kawasan hulu. Banyak hutan yang dulu menjadi penyangga lingkungan kini gundul dan terbengkalai,” ungkap Slamet. Minggu (8/12/2024).
Slamet juga menyoroti tanggung jawab pengelolaan lahan, termasuk lahan Hak Guna Usaha (HGU) yang dimiliki perusahaan negara, yang dinilai tidak dimanfaatkan dengan baik.
Ia mendorong pemerintah untuk segera melakukan langkah konkret seperti reboisasi dan penertiban penggunaan lahan guna mengembalikan fungsi hutan sebagai penyangga lingkungan.
“Lahan-lahan HGU, termasuk milik perusahaan negara, yang dulu produktif kini berubah fungsi atau terbengkalai. Pemerintah harus segera bertindak melalui upaya reboisasi dan penertiban agar kawasan hulu bisa kembali menjalankan fungsinya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa perlindungan kawasan hulu sangat penting untuk mencegah dampak buruk yang lebih luas bagi masyarakat yang tinggal di wilayah hilir.
Sebelumnya, Slamet menyampaikan rasa empati yang mendalam atas musibah ini, khususnya kepada masyarakat di Kota dan Kabupaten Sukabumi, daerah yang menjadi bagian dari daerah pemilihannya. Ia menyebut bahwa bencana ini telah menyebabkan kerugian besar, baik secara material maupun emosional, bagi masyarakat terdampak.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, hingga 4 Desember 2024, bencana ini telah meluas ke 30 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, meningkat dari 22 kecamatan sebelumnya. Pemerintah Kabupaten Sukabumi melaporkan bahwa tanah longsor menjadi bencana paling dominan, sementara banjir tercatat sebagai yang paling merusak. Total kejadian meliputi 63 titik longsor, 30 titik banjir, 15 titik angin kencang, dan 16 lokasi pergerakan tanah.
Slamet meminta pemerintah pusat, khususnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk segera memberikan bantuan darurat berupa tenda, makanan, obat-obatan, dan logistik lainnya guna mendukung kebutuhan mendesak masyarakat terdampak.
Dengan kondisi yang ada, Slamet berharap langkah-langkah preventif seperti reboisasi dan penertiban pengelolaan lahan dapat dilakukan segera untuk meminimalkan potensi bencana di masa mendatang.