Penulis : Indra Rohandi Parinding
Jurnalis/Koordinator Liputan Definitifid
Barisan.id, – Kondisi keuangan Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) saat ini menunjukkan tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Berbagai kewajiban pembayaran, mulai dari Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) hingga tagihan pihak ketiga, belum dapat direalisasikan meski telah dilakukan penyesuaian anggaran.
Persoalan mendasar yang dihadapi adalah rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Transparansi pengelolaan PAD dan dana bagi hasil yang belum optimal semakin mempersulit situasi. Beban keuangan daerah juga dipengaruhi oleh pemotongan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pengembalian dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang secara langsung berdampak pada kemampuan fiskal daerah.
Di tengah kondisi keuangan yang sulit, pelaksanaan Pemilihan Legislatif dan Pilkada menambah beban anggaran melalui skema hibah yang bersifat wajib. Ironis memang, di satu sisi daerah menghadapi kesulitan keuangan, namun di sisi lain kegiatan-kegiatan di luar daerah tetap berlangsung.
Gorontalo Utara membutuhkan terobosan dan komitmen baru. Para pemangku kepentingan harus mampu memilah secara bijak antara kebutuhan dan keinginan. Revitalisasi pola pikir menjadi kunci dalam upaya memulihkan dan memajukan Gorut.
Momentum pergantian kepemimpinan daerah harus menjadi titik balik. Kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial harus menjadi prioritas utama. Keberhasilan pembangunan daerah tidak semata ditentukan oleh latar belakang pendidikan pemimpin, melainkan komitmen dan inovasi dalam menjalankan visi misi dengan integritas.
Pemulihan keuangan daerah membutuhkan kerja keras dan dukungan semua pihak. Tanpa adanya perubahan fundamental dalam tata kelola keuangan dan komitmen yang kuat untuk memajukan daerah, Gorontalo Utara akan terus menghadapi tantangan yang sama di masa mendatang.
