Barisan.id, Gorontalo – Peringati 5 tahun hari rasisme, Mahasiswa Papua yang tergabung dalam sektor KNPB gelar panggung budaya. Sabtu. (19/8/2023).
Ketua sektor, Deswai Lambe menjelaskan, beberapa trauma bentuk rasial dan diskriminasi yang dialami pasca terjadi rasisme pada tahun 2019 lalu, hingga rasial yang dijalani selama di Gorontalo, setelahnya beberapa mahasiswa papua yang hadir satu per satu mulai bawakan Puisi, lagu, bercerita pengalaman rasial dan diskriminasi yang dialami di kampus maupun tempat mereka praktek dan juga di lingkungan sekitar di Gorontalo. Lalu dilanjutkan dengan pasang lilin.
Kegiatan Panggung Budaya dilaksanakan untuk merefleksi tindakan yang mengerikan terjadi berpuluh-puluhan tahun lalu sampai pada tahun 2019 Agustus lalu yang dialami mahasiswa papua di Surabaya.
Mahasiswa Papua di surabaya pada saat itu diserang oleh ormas dan aparat represif, dampaknya dari berbagai media massa, sebanyak 49 korban jiwa.
Di Deiyai ada sembilan orang korban tewas. Di Jayapura ada delapan orang korban tewas. Di Wamena ada 32 orang korban tewas ini terjadi Pasca rasisme 5 tahun lalu.
Kemudian proses hukum terhadap para pelaku persekusi dan rasisme di Surabaya dan beberapa kasus Rasisme tidak pernah tuntas. Kemudian kekerasan baru justru makin meningkat dan negara justru berdiam diri, dan rakyat papua bersuara justru direspon dengan cara-cara yang semakin mengoyak rasa keadilan orang Papua maka kami adakan kegiatan panggung budaya agar siapapun bisa datang untuk membersamai kegiatan kami.
Dalam kegiatan ini ada enam pernyataan sikap yang dibacakan oleh
Manfred enombere. Berikut pernyataan sikapnya:
- Berikan penentuan nasib sendiri bagi Rakyat West Papua.
- Hentikan Diskriminasi, Rasial Terhadap orang asli Papua.
- Buka Jurnalis asing untuk meliput masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia Di Atas tanah Papua.
- Hentikan operasi militer di seluruh tanah papua dan Tarik militer non-organik maupun organik.
- Tutup PT Freeport dan perusahaan ilegal lainnya di atas tanah papua.