banner Kulbar
BeritaInternasional

Protes Genosida di Gaza, Jurnalis Amerika Bakar Diri

×

Protes Genosida di Gaza, Jurnalis Amerika Bakar Diri

Share this article

Barisan, – Seorang jurnalis Amerika Serikat (AS) melakukan aksi protes dengan cara membakar lengannya sebagai tuntutan agar segera dihentikan kekerasan di Gaza.

Jurnalis tersebut mengaku terafiliasi dengan jaringan televisi dan radio CBS, berteriak sambil menyatakan bahwa pihaknya turut menyebarkan informasi yang keliru. Insiden tersebut terjadi di Washington, D.C., AS, pada Minggu (7/10/2024).

“Saya seorang jurnalis yang berafiliasi dengan CBS dan kami mengabaikannya. Kami menyebarkan informasi yang salah,” teriak pria itu, seperti dikutip dari Wion, Senin (7/10/2024).

Polisi dan sejumlah orang di sekitar segera bertindak cepat memadamkan api yang membakar lengan jurnalis tersebut. Polisi menyiramkan air untuk memadamkan api, sementara beberapa pemrotes menggunakan keffiyeh, syal tradisional Palestina, untuk membantu. Polisi melaporkan bahwa pria itu mengalami luka yang tidak membahayakan nyawanya.

Aksi ini terjadi menjelang peringatan satu tahun serangan Hamas terhadap Israel, yang diikuti oleh konflik sengit di Gaza, yang menewaskan lebih dari 41.825 warga Palestina dan 1.205 warga Israel.

Di berbagai belahan dunia, orang-orang berpartisipasi dalam aksi protes menuntut diakhirinya konflik. Di Washington, lebih dari seribu demonstran berkumpul di depan Gedung Putih, menyerukan agar bantuan AS kepada Israel dihentikan.

“Pemerintah AS terlibat dalam kekejaman yang paling kejam yang pernah kita saksikan abad ini,” kata Zaid Khatib, salah satu penyelenggara dari Gerakan Pemuda Palestina, saat berbicara dengan AFP.

Sementara itu, di New York, ribuan orang berbaris di Times Square. Beberapa demonstran membawa foto-foto korban serangan militer Israel di Gaza.

Para pengunjuk rasa juga menentang penggunaan uang pajak mereka untuk mendukung militer Israel. “Sebagai warga Amerika, kami muak uang pajak kami digunakan untuk mendanai pemboman terhadap anak-anak di Palestina dan Lebanon,” kata Daniel Perez, seorang warga New York.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *