Barisan.id, – Ketua DPR RI, Dr. (H.C) Puan Maharani, soroti tindakan anarkis yang terus berlanjut oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Ia meminta pemerintah untuk mengambil tindakan tegas, namun tetap mempertimbangkan pendekatan humanis.
“Pemerintah harus segera mengambil langkah tegas dan komprehensif untuk menyelesaikan masalah di Papua, mengingat kejadian ini terus berulang. Namun, pendekatan humanis harus tetap diperhatikan,” kata Puan. Kamis (18/7/2024).
Situasi di Puncak Jaya, Papua Tengah, memanas setelah tiga anggota OPM tewas ditembak oleh anggota TNI pada Selasa (16/7). Penembakan tersebut terjadi setelah sejumlah anggota OPM menyerang Satgas Yonif RK 753/AVT.
Massa kemudian melancarkan protes, menyatakan bahwa para korban bukan anggota OPM, dan membakar enam unit mobil milik TNI-Polri. Mereka juga menuntut ganti rugi sebesar Rp3 miliar sebagai denda adat untuk tiga korban yang ditembak.
Personel TNI menyita satu pucuk pistol rakitan dan bendera Bintang Kejora setelah menembak mati tiga anggota OPM tersebut. Barang bukti itu diduga milik kelompok OPM pimpinan Teranus Enumbi yang sering meneror warga sipil dan merusak fasilitas umum serta menyerang aparat keamanan.
“Penting untuk menggunakan pendekatan sosial budaya agar masyarakat tidak terjadi kesalahpahaman,” ujar Puan.
Puan menekankan bahwa tindakan anarkis OPM harus dihadapi dengan penegakan hukum yang tegas.
“Langkah strategis yang mengedepankan sisi kemanusiaan tetap harus dilakukan. Perhatikan pendekatan sosial budaya untuk merangkul masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Puan juga meminta personel TNI-Polri memastikan keamanan dan kondusivitas di Puncak Jaya pasca kerusuhan. Ia mendorong optimalisasi kolaborasi dan kekompakan TNI-Polri dalam menyelesaikan konflik di Papua.
“Semua upaya ini demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat di Papua,” kata politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan tersebut.
Mantan Menko PMK itu juga mengecam aksi OPM yang membakar gedung SMP Negeri di Kampung Borban, Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, pekan lalu. Ia menyatakan bahwa aksi tersebut tidak dapat ditolerir karena mengganggu hak anak-anak untuk memperoleh pendidikan.
“Tindakan anarkis OPM harus dihentikan karena kekerasan dan teror yang mereka lakukan tidak hanya merugikan masyarakat sipil, tetapi juga menghambat pembangunan di Papua. Masa depan anak-anak sebagai generasi penerus menjadi taruhannya,” kata Puan.
Pembakaran sekolah oleh OPM mendapat kecaman dari masyarakat setempat karena gedung SMP tersebut digunakan anak-anak untuk belajar sehari-hari. Menurut personel keamanan, OPM membakar sekolah agar anak-anak tidak dapat belajar dan tidak memiliki masa depan yang baik.
Puan meminta pemerintah dan aparat untuk memastikan keamanan dan keselamatan anak-anak di Papua.
“Anak-anak kita harus terhindar dari intimidasi dan teror. Tidak boleh ada yang menghalangi mereka mendapatkan pendidikan yang layak,” ujarnya.
Puan juga meminta pemerintah untuk segera menyiapkan sarana pendidikan sementara bagi anak-anak di Distrik Okbab, Pegunungan Bintang, yang sekolahnya dibakar.
“Siapkan sekolah darurat yang memadai agar anak-anak tetap bisa belajar. Jangan menunggu gedung sekolah selesai dibangun kembali. Pastikan juga sekolah-sekolah di Papua terjamin keamanannya,” pungkasnya.