Barisan.id, Kendari – Sejumlah aktivis pemantau pemilu menggelar dialog publik dan deklarasi Komunitas Pemilu Bersih (KPB) di Kota Kendari. Kamis (20/7/2023).
Seorang peserta deklarator KPB, melalui diskusi dan Deklarasi KPB Nasional di Sulawesi Tenggara menyebut bahwa permasalahan utama pada Pemilu ada pada penyelenggara, peserta dan pemilih.
Menurutnya, yang banyak disorot pada pemilu adalah penyelenggara dan peserta, padahal problem bukan hanya itu saja melainkan ada pada pemilih juga, misalnya praktik politik uang.
“Olehnya jika bicara pemilu jangan hanya sebatas pada dukung mendukung,” ujarnya.
Sementara itu, Sekjen KIPP Sekaligus deklarator KPB, Kaka Suminta menjelaskan bahwa negara butuh cara-cara baru untuk menjaga pemilu yang bersih.
“Negara tidak dalam keadaan baik-baik saja, maka dibutuhkan cara baru untuk menjaga pemilu agar tetap bersih,” tuturnya.
Kemudian dalam kesempatan yang sama, Dekan Fisip UHO, Prof Eka Suaib juga menerangkan bahwa sanksi partisipasi politik dalam Pemilu yang bisa saja di belakangnya adalah hasil mobilisasi tim sukses.
Selain itu praktik dinasti politik juga secara sadar menghilangkan kompetisi politik yang sehat.
“Demokrasi dibajak oleh kaum-kaum penjahat dalam kontestasi politik. Karena saya bersyukur kita semua bisa berkumpul hari ini untuk memberikan kesempatan pada setiap warga negara untuk berkompetisi dalam politik,” ujar Prof Eka.
Diakhir penjelasannya, Prof Eka mengajak masyarakat tidak memberikan cek kosong kepada penyelenggara Pemilu, dan semua harus terlibat untuk menjaga pemilu.
Lebih lanjut deklarator lainnya, Arif mengapresiasi hadirnya unsur penyelenggara seperti KPU dan Bawaslu dalam kegiatan ini. Karena hal serupa tidak pernah terjadi di daerah lain.
“Ini menunjukkan mereka care,” puji Arif.
Menurutnya, gerakan ini belum sepenuhnya dipahami oleh banyak pihak. Ada yg memandang sebagai bentuk rivalitas terhadap lembaga seperti bawaslu, padahal mereka adalah mitra dalam menjaga pelaksanaan Pemilu.