banner Kulbar
BeritaInternasional

BKSAP DPR RI Dorong Aksi Konkret Adaptasi Iklim di COP-29 Baku, Azerbaijan

×

BKSAP DPR RI Dorong Aksi Konkret Adaptasi Iklim di COP-29 Baku, Azerbaijan

Share this article
Anggota BKSAP DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Foto : Laman web DPR RI Ist/Andri
Anggota BKSAP DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Foto : Laman web DPR RI Ist/Andri

Barisan.id, – Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI menghadiri Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP-29) yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan.

Dalam forum ini, Anggota BKSAP DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, menyampaikan pandangan terkait komitmen serta langkah-langkah strategis yang dapat diambil komunitas internasional dalam merespons tantangan perubahan iklim.

“Kami mengajak parlemen global untuk bersama-sama mengambil langkah-langkah konkret dalam upaya adaptasi iklim,” ungkap Rahayu Saraswati. Senin (18/11/2024).

Dalam kesempatan itu, Rahayu Saraswati memaparkan pentingnya memberikan pelatihan dan pendidikan kepada masyarakat lokal untuk menghadapi perubahan iklim secara berkelanjutan.

Ia juga menyoroti pentingnya pengambilan keputusan yang transparan dan inklusif, serta kerja sama antar-parlemen global dalam mengatasi isu ini.

“Peran perempuan, penyandang disabilitas, dan masyarakat adat dalam parlemen harus diperkuat guna memastikan inklusivitas dalam penanganan perubahan iklim,” ujar Rahayu.

Rahayu juga menyinggung ketimpangan antara negara maju dan berkembang terkait kontribusi emisi karbon, serta mengajak negara maju untuk memberikan dukungan finansial bagi negara-negara berkembang dalam menjalankan agenda adaptasi iklim.

Dalam COP-29 kali ini, tercapai kesepakatan mengenai dukungan finansial dari negara-negara maju kepada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Dukungan ini akan digunakan untuk mengembangkan energi bersih dan memperkuat infrastruktur terkait iklim.

Rahayu menekankan, bantuan finansial tersebut sangat penting bagi negara berkembang yang berperan aktif dalam mitigasi perubahan iklim.

“Negara miskin dan berkembang harus mendapatkan akses ke pendanaan untuk mendukung adaptasi iklim, termasuk keterlibatan dunia usaha dalam proses ini,” ujarnya.

Selain itu, Rahayu juga mengungkapkan langkah Indonesia dalam menurunkan emisi karbon hingga 31,89 persen pada 2030 dengan upaya sendiri dan 43,2 persen dengan bantuan internasional. Indonesia juga menargetkan net zero emission pada 2060.

Dengan populasi yang besar, Rahayu optimis bahwa Indonesia mampu menjadi pemimpin dalam adaptasi perubahan iklim di tingkat global.

“Indonesia, dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa dan mayoritas generasi muda, memiliki potensi besar dalam menghadapi tantangan perubahan iklim,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *