Barisan.id – Dalam Teater Kemanusiaan, Diskursus mengenai Perempuan sudah ada sejak Manusia itu dilahirkan. Baik status, Hak, Tugas dan Kewajiban. Perkembangan pemikiran seiring dengan paradigma paradigma Masyarakat pada masanya (Gradual) begitu dalam dengan masalah Perempuan.
Pada awalnya tugas dan peran perempuan berada pada bidang mengurusi anak, rumah dan sekitarnya (Domestik) kemudian dewasa ini mulai merambah ke sektor publik. Isu-isu marginalisasi satu jenis dari lainnya serta beberapa perilaku ketidakadilan menjadi headline pembicaraan masyarakat. Begitu pula halnya dengan Himpunan Mahasiswa Islam.
Sejak berdirinya kontribusi besar perempuan sudah nampak, hal itu dapat dilihat pada sosok dan peran aktif dua orang hawa yaitu : Maesaroh Hilal dan Siti Zaenah yang secara Struktural terlibat dalam kepengurusan. Kemudian menyusul lah HMI-Wati lainnya seperti Tejaningsih, Situ Baroroh Bried, dan Tujimah. Mereka adalah Inang-inang pengasuh HMI pada Awal Kelahiran KOHATI.
Simple nya saya memahami KOHATI adalah sebuah wadah akselerator tersendiri bagi HMI-Wati dengan tidak menafikan ruang yang sudah ada. Yang dengan maksud meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Kader HMI-Wati (Putri) dan ikut serta dalam melaksanakan cita-cita perjuangan bangsa melalui satu wadah (KOHATI).
Sekarang kemudian kita menyambut riah MILAD Korps HMI-Wati (KOHATI) yang ke 57, maka perlu kemudian kita melakukan bentuk Refleksi secara Sosio-Historis arah kohati, Maka sudah barang tentu saya berpikir Lembaga yang merupakan bentuk Ex-Officio dari HMI mampukan dalam menjawab Kompleksitas Zaman dengan Peranan KOHATI itu sendiri.
Kompleksitas Zaman
Zaman kompleksitas adalah istilah yang mengacu pada era di mana kita hidup saat ini, yang ditandai oleh adanya banyak perubahan cepat dan kompleksitas dalam berbagai aspek kehidupan.
Masalah-masalah yang ditimbulkan pun semakin Kompleks, mulai dari Overload Informasi, Stress dan Kesehatan Mental, Kesulitan Perencanaan, Ketidaksetaraan, bahkan sampai pada Krisis Lingkungan.
Maka sudah barang tentu Penting untuk mengembangkan keterampilan adaptasi dan pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas zaman ini agar kita dapat menghadapinya dengan lebih efektif dan berkontribusi pada solusi-solusi yang lebih baik.
Peran Korps HMI-Wati (KOHATI) Dalam Menjawab Kompleksitas Zaman
Eksistensi Kohati menjadi sangat penting, karena merupakan “laboratorium hidup” yang mewujudkan HMI-wati berkualitas untuk menghadapi masa depan cemerlang. HMI-wati dituntut untuk memiliki kualitas sebagai seorang putri bagi kedua orang tuanya, istri bagi suaminya, ibu bagi anaknya kelak serta kualitas terbaik sebagai anggota masyarakat.
Dalam menjawab Kompleksitas Zaman ini tentu KOHATI harus memiliki pandangan Intelektualisme dalam memberikan gagasan-gagasan yang solutif, tentu hal ini bisa kemudian diejawantahkan melalui Tujuan KOHATI itu sendiri (Terbinanya Muslimah Berkualitas Insan Cita).
Seyogyanya dimensi 5 Kualitas Insan Cita ini (Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi, Bernafaskan Islam dan Bertanggung jawab) harus mampu teraktualisasi dan terinternalisasi dalam setiap Pribadi HMI-Wati agar kemudian mampu memberikan Gagasan Solutif terhadap Kompleksitas Zaman
melalui peranannya Kohati sebagai Lembaga yang secara Institusi memiliki peran sebagai pembina dan pendidik, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi HMI-Wati di semua bidang (yang dijelaskan di dalam Konstitusi HMI) maka tentu peran ini yang harus di ekspose keluar sebagai salah satu strategi dalam mengatasi salah satu masalah dalam Kompleksitas zaman. Karena HMI dan KOHATI berfokus pada Keadilan dan kemakmuran masyarakat.
Dalam masalah Kompleksitas zaman di atas maka KOHATI harus membekali HMI-Wati (Kader-kadernya) dengan meningkatkan kualitas dan peranannya, sehingga memiliki watak dan kepribadian yang teguh, kemampuan intelektual, kemampuan profesional dan mandiri.
Tantangan zaman yang berbeda dalam kehidupan masa kini dengan kehidupan masa lampau pada saat KOHATI didirikan tentunya membutuhkan pola pembinaan yang berbeda pula. Seorang KOHATI harus memiliki sikap mandiri agar tidak menggantungkan keputusannya kepada orang lain,dengan adanya sikap mandiri tersebut diharapkan kepada Hmi-wati memiliki kapabilitas intelektual yang mumpuni serta teguh memegang prinsip dalam menjawab tantangan zaman.